Kamis, 13 Desember 2007

KS : Mencari Mitra Radio Siaran FM di Banten

Lembaga Penyiaran Swasta, Radio Swasta FM di Propinsi Banten, kota sangat potensial . Mencari mitra kerja yang bertanggung jawab penuh dalam pengelolaan sehari-hari. Setoran hanya Rp. 7 juta per bulan. Kondisi dalam keadaan siaran. Ijin resmi, kantor, pemancar, antena, tower, peralatan studio dalam kondisi ready for use . Peminat serius harap menghubungi saya , batas waktu sampai diperoleh mitra yang cocok .

KS : Mencari Mitra Siaran TV Swasta di Bodetabek

Lembaga Penyiaran Televisi Swasta, berlokasi di salah satu kota BODETABEK , ijin resmi siap siaran , dapat ditangkap di kawasan JABODETABEK, membutuhkan mitra usaha dengan kompensasi saham s/d 60%. Pengelolaan dapat dilaksanakan bersama, tersedia tenaga teknis dan tenaga siaran ex TV Swasta terkenal . Peminat serius dapat menghubungi saya segera . Penawaran dibuka hingga mendapatkan mitra yang cocok .

RBM : PERANAN MATERI MUSIK

Penyiaran pada sebuah Radio Siaran terdiri dari Siaran Kata dan Siaran Musik. Manakala kita sudah menetapkan sasaran pendengar, maka klasifikasi musik yang dimainkan sangat berpengaruh terhadap berkumpulnya pendengar yang men cerminkan status sosial ekonominya. Oleh karenanya mem program musik yang dimainkan menjadi sesuatu yang sangat penting. Pengarah musik harus memahami jenis musik dan tahun beredarnya musik yang sesuai sasaran pendengarnya . Untuk melatih keahlian seorang pengarah musik, kepadanya perlu diberikan pelatihan 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1)

RBM : PEMASARAN PROG. RADIO

Kesinambungan usaha Radio Siaran sangat ditentukan dari keberhasilannya menjual iklan dan keberhasilannya dalam menggalang kemitraan. Untuk itu penguasaan info produk bagi seorang Pemasar Program Radio sangat penting. Pemahaman siapa pelanggan kita harus benar. Radio Siaran memiliki 2 kelompok pelanggan yang harus dilayani dengan baik. Apabila tidak maka keberpihakan hanya kepada salah satu diantara kedua pelanggan tersebut akan menimbulkan ketidak harmo nisan Manajer Programa dengan bagian Pemasaran. Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka para Pemasar Program Radio perlu mengikuti pelatihan 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1)

RBM : KREATIVITAS PENY. HANDAL

Pada tingkat persaingan yang paling akhir, hanya dapat di menangkan dengan kekuatan kreativitas penyiar. Keindahan dan keunikan siaran tidak mungkin dihasilkan dengan cara komputerisasi, diperlukan seorang penyiar yang memiliki ke kuatan imajinasi dan super kreatif. Apa yang boleh dan tidak harus dilakukan penyiar adalah merupakan pedoman dasar, dan terakhirnya trik dan kreativitas harus dimiliki oleh seorang penyiar yang handal. Pelatihan yang membahas itu perlu waktu 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1)

RBM : KINERJA MAN. PROGRAMA

Dalam sebuah Stasiun Radio, peran seorang Manajer Programa adalah sangat penting. Dia adalah jenderalnya di lapangan yang bertanggung jawab mati hidupnya penyiaran. Agar kinerja seorang Manajer Programa selalu handal, maka perlu ditetap kan indikator kinerjanya yang akan mengukur keberhasilan pekerjaannya. Untuk itu perlu diberikan pelatihan bagi seorang Manajer Programa dan Calon Manajer Programa selama 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1)

RBM : INTEGRASI LINTAS FUNGSI

Kegiatan dalam jajaran struktural lebih dikenal pada tatanan jalur vertikal, apalagi pada organisasi birokrat. Sedangkan efek tivitas kegiatan sangat diperlukan pada tatanan jalur horizon tal. Untuk itu diperlukan integrasi lintas fungsi yang akan mema dukan fungsi-fungsi dalam suatu proses yang berkelanjutan dan terkendali. Pada organisasi Radio Siaran, jalur proses yang sangat mengkhawatirkan adalah proses layanan kepada pelanggan pemasang iklan, sponsor program, dan layanan masyarakat. Mulai kontrak ditandatangani hingga penagihan terealisasi, melibatkan berbagai fungsi yang memerlukan penga wasan dari kelancaran proses dan pertanggungjawabannya. Semua dibahas dalam pelatihan 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1)

RBM : MANAJ. SIARAN OFF-AIR

Pengelolaan kegiatan Stasiun Radio yang berhubungan lang sung dengan khalayak pendengar, dilaksanakan di luar studio disebut Manajemen Siaran Off-Air. Kegiatan merupakan rangkai an proses sejak awal sampai akhir. Untuk menghasilkan penge lolaan yang baik, diperlukan perencanaan proses yang terpadu terangkai dari awal hingga akhir. Untuk itu digunakan Diagram Panah dalam pengendalian prosesnya sehingga kegiatan dapat terkendali , masa awal kegiatan diketahui dan jalur kritis kegiatan juga terawasi. Pelatihan membutuhkan waktu 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1)

RBM : MANAJ. SIARAN ON-AIR

Manajemen Siaran terdiri dari 2 macam, Manajemen Siaran On-Air, dan Manajemen Siaran Off-Air. Segala sesuatu yang mengatur perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut penyiaran di dalam studio dinamakan Manajemen Siaran On-Air. Kegiatan tersebut meliputi perencanaan positioning, segmentasi, fomat dan formula program, skejul penyiaran, kualifikasi dan standardisasi akan dibahas dalam Pelatihan selama 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1)

RBM : BERDAYAKAN RADIO SIARAN

Proses pemberdayaan usaha radio siaran perlu dilaksanakan secara konsepsional. Mulai dari penetapan Filosofi terkait dengan Falsafah, Misi dan Visi; Reposisi meliputi pasar po tensial, tingkat persaingan sampai format dan formula penyiaran; Revaluasi Sumberdaya; Restrukturisasi; Refung sionalisasi SDM; Reorganisasi Sistem Manajemen; Standar disasi; Implementasi; Sertifikasi dan Evaluasi Kinerja. Semuanya akan dibahas secara sistematis dalam 2 (dua) hari (Biaya Peserta Kode A.2)

Rabu, 12 Desember 2007

HRM : SDM DALAM ORGANISASI

Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Organisasi bukan menjadi tujuan. Bagaimana mendisain struktur organi sasi yang ramping namun efektif ? Mendisain struktur organisasi bukan mengakomodir SDM yang dimiliki. Lalu bagaimana peran SDM dalam organisasi ? Jawabannya ada pada pelatihan dengan waktu 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1)

HRM : TIME MANAGEMENT

Waktu adalah uang, bagi orang sibuk waktu sangat berharga. Seseorang merasakan tidak produktif ketika mengetahui bahwa ternyata kegiatannya seharian tidak memberikan dampak terha dap sasaran yang ingin dicapai. Bagaimana sebaiknya menge lola waktu ? Diskusi panjang lebar tentang ini perlu waktu seha rian (Biaya Peserta Kode A.1)

HRM : BUDAYA KERJA 5S/5R

Manajemen Tata Graha 5S/5R adalah manajemen dasar yang membudayakan sikap dan perilaku sehingga tercipta budaya kerja yang peka terhadap kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan kerja. 5S dalam bahasa Jepang adalah Seiri; Seiton; Seisho; Seiket-su; shitsu-ke. Dalam bahasa Indonesia Sisih /Ringkas; Susun/Rapih; Sapu/Resik; Standar/ Rawat; Sikap
/Rajin. Materi dilengkapi dengan metode penilaian sehingga gerakan ini dapat dikompetisikan. Pelatihan membutuhkan waktu 2 (dua) hari (Biaya Peserta Kode A.2)

HRM : EFFECTIVE TEAM BUILD.

Memiliki Tim yang efektif dan solid menjadi keinginan bagi para pimpinan. Pelatihan ini didisain untuk in-door dan out-door. Mulai dengan Pengenalan Diri, pemahaman Tujuan dan Sasar an Kelompok, kemudian membangun kerjasama, penanganan Konflik, konflik personal dan antar personal, dalam kelompok dan antar kelompok, prosdem, dan kepemimpinan. Kegiatan diakhiri dengan Lintas Alam (out-door) yang diisi berbagai simulasi dan games. Pelatihan membutuhkan waktu 3 (tiga) hari (Biaya Peserta Kode A.3)

HRM : KUASA & KEPEMIMPINAN

Kekuatan seseorang dalam mempengaruhi lingkungannya sangat dipengaruhi sumber-sumber kuasa yang dimilikinya. Be berapa sumber kuasa diantaranya senjata; uang; jabatan; kharisma dan ada satu lainnya yang paling penting. Kepemim pinan seseorang sangat dipengaruhi kuasa yang dimilikinya. Bagaimana tipe kepemimpinan yang berhasil ? Jawaban itu semua ada dalam pelatihan sehari. (Biaya Peserta Kode A.1)

HRM : MOTIVASI

Motivasi adalah sesuatu yang pokok yang menjadi pendorong seseorang untuk bekerja . Untuk menghasilkan kinerja yang tinggi, manusia harus termotivasi. Bagaimana ciri-ciri orang yang termotivasi, seperti apa gejala seseorang yang tak termo tivasi, bagaimana membangun motivasi diri dan apa sumber motivasi ? Semuanya dibahas dalam pelatihan sehari. (Biaya Peserta Kode A.1)

HRM : PROBLEM & DECISION

Dalam upaya meningkatkan kemampuan perencanaan diperlukan penguasaan Problem Solving Decision Making (PSDM). Ada 3 tingkatan analisis yang harus dilalui sebelum membuat keputusan dan merumuskan perencanaan. Ketiga analisis tersebut adalah Analisis Situasi dengan tujuan mem peroleh kejelasan akan permasalahan yang terjadi. Analisis Masalah untuk menemukan faktor-faktor penyebab yang domi nan dan Analisis Solusi/Keputusan untuk memperoleh bahan pertimbangan atas solusi yang dipilih ketika membuat suatu keputusan. PSDM diakhiri dengan membuat suatu rumusan tentang Rencana Penanggulangan. Pendalaman PSDM dilaksa nakan selama 2 (dua) hari. (Biaya Peserta Kode A.2)

TQM : STANDARDISASI

Untuk mempertahankan kondisi yang sudah sesuai, diperlukan standar sebagai acuan. Tanpa standar maka dapat dipastikan tak ada jaminan mutu. Standar meliputi standar masukan, stan dar proses dan standar hasil. Bagaimana hubungan standar dengan proses-proses maintenance; improvement dan develop ment, bagaimana proses dihasilkannya standar, hal ini akan dibahas dalam pelatihan 1 (satu) hari. (Biaya Peserta Kode A.1).

TQM : SEVEN MANAG. TOOLS

Alat kendali mutu merupakan sarana penting dalam proses manajemen. Selain Seven Basic Tools, dalam TQM dikenal Seven Management Tools. Ada tujuh alat yang digunakan dalam proses analisis yang berdata kualitatif. Biasanya digunakan dalam pemecahan masalah di tingkat manajemen. Ketujuh alat tersebut adalah Diagram Hubungan; Diagram Afinitas; Diagram Matriks; Diagram Pohon; Diagram Panah; Proces Decision Program Chart (PDPC) dan Analisis Data Matriks. Untuk mempe lajari dan latihan tools ini diperlukan waktu 3 (tiga) hari (Biaya Peserta Kode A.3)

TQM : PELAYANAN PRIMA

Dalam menghadapi persaingan yang ketat, pelayanan yang prima kepada pelanggan menjadi sangat penting. Penjual harus paham secara mendalam tentang arti Produk & Pelanggan. Produsen harus tahu pada tingkat mana persaingan yang sedang terjadi. Bagaimana sikap dan perilaku penjual dalam menghadapi berbagai bentuk keinginan dan kebutuhan pelang gan. Berbagai kiat dibahas dalam pelatihan sehari (Biaya Peser ta Kode A.1) .

TQM : SUGGESTION SYSTEM

Suggestion System atau Sistem Saran merupakan bentuk peningkatan mutu yang dapat dilakukan secara individu/per orangan. Permasalahan yang ditangani lebih sederhana dan dapat diatasi sendiri. Suggestion System (SS) memiliki metode implementasi secara khusus dan bentuk penghargaan yang diberikan kepada mereka yang berhasil dalam melaksanakan SS. Untuk memahami sistem SS diperlukan pelatihan 2 (dua) hari (Biaya Peserta Kode A.2).

TQM : IMPLEMENT. QIT/TPM

QUALITY IMPROVEMENT TIM (QIT)/TIM PENINGKATAN MUTU (TPM) adalah kelompok pengendalian mutu hubungan atasan dan bawahan. Tujuannya adalah melakukan pengendalian ki-nerja tim agar terus tumbuh melalui berbagai improvement dan development/innovation. Kinerja dalam berbagai indikator dimo nitoring secara konsisten dicatat dalam format khusus dan dikendalikan dari bulan ke bulan. Ada 2 (dua) kelompok kinerja, yaitu kinerja yang berhasil dan kinerja yang bermasalah. Kinerja yang berhasil dimonitoring dan dikendalikan terus dengan baik, sedangkan kinerja bermasalah dipisahkan untuk ditindak-lanjuti penanggulangannya maksimum dalam 3 (tiga) bulan ke depan. Pembahasan implementasi QIT/TPM ini perlu pelatihan 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1) . Untuk konsultasi implementasi QIT/TPM memerlukan waktu 1 (satu) hari per 4 QIT/TPM (Biaya Peserta B.1, 4 QIT/TPM setara 10 org).

TQM : INDIKATOR KINERJA

Keberhasilan pekerjaan harus dapat diukur, baik kinerja indivi du maupun kinerja tim. Kelebihan manfaat melakukan pengu kuran kinerja tim adalah terukurnya sekaligus sinergi yang terjadi dalam tim. Individu-individu di dalam tim akan bersinergi dalam mencapai tujuan bersama. Individu yang kuat akan menularkan keahliannya kepada individu yang lemah. Sehingga diharapkan akan terjadi pemerataan kemampuan/ keahlian dari anggota tim. Untuk memiliki Indikator Kinerja Tim diawali dengan memahami posisi tim dalam sistem organisasi yang lebih besar, dimana tim merupakan sub sistem dari sistem organisasi. Selanjutnya dijabarkan apa saja bidang-bidang yang ditangani oleh tim, dan merumuskan kriteria-kriteria sebagai pengukur keberhasilan dalam bidang-bidang tersebut. Untuk mendiskusikan indikator kinerja sebuah tim, diperlukan waktu 2 (dua) hari (Biaya Peserta Kode A.2).

TQM : IMPLEMENT. QCP/PKM

QUALITY CONTROL PROJECT (QCP)/ PROYEK KENDALI MUTU (PKM) adalah kelompok pengendalian mutu lintas fungsi. Tujuannya adalah melakukan pengendalian proses kerja kelompok lintas fungsi untuk menghasilkan improvement dan development/innovation dalam proses kerja. Hasil kelompok ini akan memperjelas peran dan fungsi masing-masing dalam proses cross functional management. Pembahasan implemen tasi QCP/PKM ini perlu pelatihan 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1) . Untuk konsultasi implementasi QCP/PKM memerlu kan waktu 1 (satu) hari per 4 QCP/PKM (Biaya Peserta B.1, 4 QCP/PKM setara 10 org).

Senin, 10 Desember 2007

TQM : PENJURIAN QCC+QCP

Untuk memberikan apresiasi kepada upaya-upaya peningkatan mutu dalam implementasi QCC/GKM maupun QCP/PKM, keberha silan penyelesaian masalah dapat dinilai dengan skor antara 0 s/d 1000. Kriteria yang dirancang telah disetarakan dengan kriteria penjurian internasional sehingga kelompok yang baik dapat direkomendasikan untuk mengikuti konvensi pada tingkat internasional. Ada 5 (lima) tingkatan keberhasilan yaitu Pering kat BRONZE (650-739); SILVER (740-819); GOLD (820-889); PLATINUM (890-949); dan DIAMOND (950-1000). Untuk memiliki keahlian sebagai Juri Konvensi, maka salah satu persyarat annya adalah telah mengikuti Pelatihan Penjurian selama 3 (tiga) hari (Biaya Peserta Kode A.3).

TQM : PRESENTASI EFEKTIF

Presentasi menjadi bagian akhir dari tahapan implementasi QCC/GKM atau QCP/PKM. Kelemahan dalam mempresentasikan keberhasilan sama artinya dengan produsen yang tidak mampu menjual produk-produknya. Presentasi merupakan ajang gelar keberhasilan dan bagi seorang presenter merupakan sarana promosi keberhasilan, sedangkan bagi audience merupakan transfer kiat-kiat keberhasilan. Oleh karenanya presentasi harus dilaksanakan dengan menarik dan efektif. Pembahasan tentang seluk-beluk presentasi membutuhkan waktu 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1)

Minggu, 09 Desember 2007

TQM : FORMAT MAKALAH

Risalah/Makalah QCC/GKM atau QCP/PKM diperlukan untuk mencatat hasil-hasil yang diperoleh pada setiap langkah dari Langkah 1 s/d Langkah 8. Untuk kebutuhan presentasi yang biasanya berdurasi 15 menit, diperlukan jumlah maksimum halaman yaitu 10 halaman. Ketentuan Konvensi baik konvensi lokal maupun nasional dan internasional membatasi jumlah halaman makalah/risalah. Untuk memenuhi kebutuhan materi yang akan ditampilkan, perlu dipahami bentuk lay-out yang baik dan penyajian materi dalam makalah/risalah agar komunikatif . Untuk itu masalah isi dan kelengkapan perlu ditetapkan disain yang standar. Pembahasan Format Makalah/Risalah ini memer lukan waktu 2 (dua) hari (Biaya Peserta Kode A.2)

TQM : SEVEN BASIC TOOLS

Dalam melaksanakan pekerjaan diperlukan tools/teknik/alat untuk mempermudah pelaksanaan kerja, agar hasil kerja ber ada pada tingkat presisi yang tinggi. Demikian pula dalam pemecahan masalah diperlukan teknik-teknik manajemen atau dalam TQM dikenal dengan teknik-teknik kendali mutu untuk memperoleh keputusan yang berpresisi tinggi sehingga penanggulangan masalah menghasilkan penyelesaian yang optimal. Seven Basic Tools adalah Tujuh Alat Dasar yang terdiri dari Lembar Pengumpulan Data; Stratifikasi; Diagram Pareto; Diagram Sebab-Akibat/Fishbone Diagram; Diagram Pencar/ Scatter Diagram; Histogram; dan Bagan Kendali/ Control Chart. Pembahasan ketujuh alat tersebut beserta latihannya diperlu kan waktu 2 (dua) hari (Biaya Peserta Kode A.2)

TQM : METODE 8 LANGKAH

Dalam melakukan penanggulangan masalah, QCC/GKM atau QCP/PKM menggunakan metode Delapan Langkah dalam Penyelesaian Masalah. Pada Langkah 1, dilakukan identifikasi masalah-masalah yang telah terjadi dalam lingkungan kelom pok tersebut, kemudian melakukan analisis terhadap data historisnya, sehingga kemudian dapat ditetapkan masalah prioritas untuk diatasi. Pada Langkah 2, kelompok melakukan analisis sebab-akibat dalam upaya mencari faktor penyebab yang dominan. Selanjutnya di Langkah 3, dilakukan proses pengembangan alternatif solusi untuk mendapatkan solusi yang paling mungkin dan paling tepat. Pada Langkah 4 merumuskan perencanaan, untuk dilaksanakan pada Langkah 5. Proses Evaluasi di Langkah 6, membandingkan kondisi data sebelum penanggulangan dengan data setelah penanggulangan. Pada Langkah 7 merumuskan usulan standar berdasarkan hasil yang dicapai dan di Langkah 8 merencanakan penanggulangan ma salah berikutnya. Untuk memahami sekaligus latihan/praktek diperlukan Pelatihan 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1)

TQM : BASIC MENTALITY

Pondasi dalam implementasi Total Quality Management/TQM adalah Basic Mentality . Tanpa Basic Mentality yang baik dijamin penerapan TQM tidak berhasil secara optimal. Penyamaan persepsi dalam mencapai tujuan bersama menjadi sangat penting ketika setiap individu bersaing keras untuk mencapai tujuannya masing-masing. Oleh karena itu berkelompok dalam QCC/GKM harus mengutamakan kebersamaan untuk mencapai tujuan bersama. Membangun kebersamaan mulai dengan memahami apa itu Basic Mentality. Ada 4 pokok bahasan dari Basic Mentality, yaitu Kerjasama Terpadu; Kesadaran Mutu; Aturan Kendali Mutu (QC Maxim) dan Hubungan Atasan Bawahan . Kerjasama terpadu meliputi pengertian bagaimana bekerjasama dalam suatu Tim dan kerjasama diantara bebe rapa Tim baik secara horizontal maupun vertikal. Kesadaran Mutu memberikan pemahaman secara mendalam tentang apa arti mutu. Aturan Kendali Mutu memuat persyaratan etika dalam pengendalian mutu. Hubungan atasan dan bawahan memba ngun hubungan atasan dengan bawahan dalam perencanaan; pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjutnya. Untuk memperda lam Basic Mentality perlu waktu pelatihan dan diskusi 1 (satu) hari (Biaya Peserta Kode A.1).

TQM : APA ITU QCC/GKM ?

QCC adalah singkatan dari Quality Control Circle, atau GKM (Gugus Kendali Mutu). QCC/GKM adalah kelompok karyawan paling bawah secara struktural dari suatu organisasi, terdiri dari seksi/sub seksi yang sama, berjumlah 3-7 orang, yang melakukan kegiatan peningkatan dan pengembangan mutu secara terus menerus dalam waktu 3-4 bulan. QCC/GKM dipimpin oleh seorang Ketua dan seorang Sekretaris . Sebagai pembina QCC/GKM adalah Kepala Sub Seksi/Seksi sebagai Fasilitator QCC/GKM. Rapat QCC/GKM dilaksanakan setiap minggu sekali selama minimal 1 jam, dilaksanakan secara sukarela. Untuk mengimplementasikan QCC/GKM maka karyawan perlu disiapkan melalui suatu pelatihan TQM bagi Fasilitator QCC/GKM atau pelatihan bagi Ketua/Sekretaris QCC/ GKM. Waktu pelatihan selama 4 (empat) hari (Biaya Peserta Kode A.4) dengan pokok bahasan : TQM sebagai manajemen modern; Mentalitas Dasar dalam TQM; Seven Basic Tools; Delapan Langkah dalam Pemecahan Masalah. Untuk konsultasi implementasi QCC/GKM diperlukan waktu 1 (satu) hari per 4 QCC/GKM (Biaya Peserta B.1 >>> 4 QCC setara 10 org).

Kamis, 06 Desember 2007

MINI WORKSHOP 2 MPPA&SP

MEMBENTUK PEKERJA
PRO AKTIF & SIAP PAKAI

Kita membutuhkan Pekerja yang cakap dan mandiri. Kita mem butuhkan Pekerja yang tanggap situasi dan pro aktif. Kita mem butuhkan Pekerja yang bermotivasi dan berwawasan jauh ke depan. Kita membutuhkan Pekerja yang ahli dalam bidangnya dan berkemampuan manajerial. Kita membutuhkan Pekerja yang tajam dalam perencanaan dan sigap di lapangan.
.
BAGAIMANA CARANYA ?
Kumpulkan Tim Pekerja dari fungsi/bagian yang sama, atau Pekerja berbagai lintas fungsi (fungsi berlainan) maks. 5 org. Apakah dari suatu Direktorat; Divisi; Bidang; Bagian; Seksi; Sub Seksi atau Urusan yang penting memiliki level jabatan yang sama. Para Pekerja akan dibantu oleh Konsultan untuk memahami materi-materi Mini Workshop untuk menjadikan para Pekerja dalam kondisi memiliki pengetahuan, teknik dan metode sehingga menjadi Pekerja yang siap pakai .
.
SPECIAL MINI WORKSHOP
Cara diatas dilaksanakan melalui 12 kali pertemuan, durasi 3,5 jam/pertemuan, termasuk rehat 15 menit. Konsultan datang di tempat kerja Tim (khusus Jabodetabek). Untuk 6 pertemuan pertama disarankan maks. 2 kali pertemuan per minggu, dan 6 pertemuan kedua di laksanakan 1 kali pertemuan per bulan
.
PESERTA
Peserta adalah Pekerja dari fungsi yang sama atau lintas fungsi (fungsi yang berbeda) maks. 5 orang. Setiap pertemuan selu ruh anggota Tim wajib hadir, Dicarikan waktu dimana semua anggota dapat hadir.
.
PERALATAN
Flip chart,whiteboard, LCD/Infocus, photocopy

METODOLOGI
6-Pertemuan Pertama (dlm 3-4 minggu):
Per Pertemuan untuk Pemahaman prinsip/konsep/metode/tek nik 90 menit, Diskusi & Perumusan 105 menit dan rehat 15 menit.
6-Pertemuan Kedua (dlm 6 bulan) :
Per Pertemuan untuk Evaluasi implementasi 60 menit, Presen tasi Tim & Konsultasi 135 menit dan rehat 15 menit.

KONTRIBUSI (khusus Jabodetabek)
6-Pertemuan Pertama Rp. 6.000.000,- / Tim
6-Pertemuan Kedua Rp. 4.500.000,- / Tim

Cara Pembayaran :
Setelah Pertemuan 1 Rp. 3.000.000,-
Setelah Pertemuan 6 Rp. 3.000.000,-
Setiap Setelah Pertemuan 9-12 Rp. 750.000,-


MATERI
PERTEMUAN PERTAMA
Sesi 1 – Potensi dan Kinerja
Sesi 2 – Identifikasi Potensi & Kinerja
> Produk : Potensi & Kinerja Saya
PERTEMUAN KEDUA
Sesi 1 – Cita-cita, Tujuan dan Sasaran
Sesi 2 – Identifikasi Tujuan dan Sasaran.
> Produk : Tujuan & Sasaran Saya.
PERTEMUAN KETIGA
Sesi 1 – Motivasi dan Pengembangan Wawasan
Sesi 2 – Identifikasi Langkah-langkah Kerja
> Produk : Langkah-langkah Utama Saya
PERTEMUAN KEEMPAT
Sesi 1 – Analisis dalam Perencanaan
Sesi 2 – Perumusan Rencana Kerja
> Produk : Rencana Kerja Saya
PERTEMUAN KELIMA
Sesi 1 – Kuasa dan Kepemimpinan
Sesi 2 – Memilih Tipe dan Gaya Kepemimpinan
> Produk : Gaya Kepemimpinan Saya
PERTEMUAN KEENAM
Sesi 1 – Evaluasi dengan Sosiometri
Sesi 2 – Mengevaluasi Kompetensi Diri
> Produk : Hasil Evaluasi Diri Saya
PERTEMUAN KETUJUH sd KEDUABELAS (/bln)
Sesi 1 - Evaluasi dan Tren Prestasi Kinerja
Sesi 2 - Presentasi Individu & Konsultasi
> Produk : Hasil Kinerja individu Saya yang terpantau dan
terukur

DISKON KHUSUS S/D 30% UNTUK 21 PESERTA DARI
4-TIM YANG SATU RUMPUN ORGANISASI.

KONSULTAN :
Ir. Wahyu S Hadiwardoyo, MM, MBA
Phone: 021 3306 7652 ; 021 7072 9397 ;
SMS : 0852 8495 7652 ; 0817 772217
eMail: wahyusha@yahoo.com; wahyusha@hotmail.com

MINI WORKSHOP 1 MTyF&BT

MEMBANGUN TIM YANG FOKUS
DAN BERKINERJA TINGGI

Kita membutuhkan Tim yang fokus dalam menetapkan tujuan dan sasarannya. Kita membutuhkan Tim yang berpola pikir dan wawasan dalam menghadapi tantangan dan peluang. Kita membutuhkan Tim yang mampu mensinerjikan potensi-potensi anggotanya. Kita membutuhkan Tim yang memiliki metode dalam pengendalian kinerjanya. Kita membutuhkan Tim yang berkinerja meningkat dari waktu ke waktu.
.
BAGAIMANA CARANYA ?
Kumpulkan Tim yang terdiri dari seorang Atasan dan para ba wahannya langsung, maks. 5 orang, apakah dari suatu Direkto rat; Divisi; Bidang; Bagian; Seksi; Sub Seksi atau Urusan, dibantu oleh Konsultan bersama-sama menyusun Tabel INDIKA TOR KINERJA dari Tim tersebut; mengimplementasikannya; memantau serta mengevaluasi kinerja Tim yang dihasilkan. Tabel Indikator Kinerja disusun sekali, implementasinya dieva luasi setiap bulan sekali. Untuk set-up management kita mulai dari TIM DIREKSI, sedangkan untuk ”revitalisasi fungsi-fungsi organisasi” dapat dimulai dari TIM PARA MANAJER .

SPECIAL MINI WORKSHOP
Cara diatas dilaksanakan melalui 12 kali pertemuan, durasi 3,5 jam/pertemuan, termasuk rehat 15 menit. Konsultan datang di tempat kerja Tim (khusus Jabodetabek). Untuk 6 pertemuan pertama disarankan maks. 2 kali pertemuan per minggu, dan 6 pertemuan kedua dilaksanakan 1 kali pertemuan per bulan

PESERTA
Peserta adalah Atasan dan para bawahannya langsung, maks. 5 orang. Setiap pertemuan seluruh anggota Tim wajib hadir, Dicarikan waktu dimana semua anggota dapat hadir.

PERALATAN
Flip chart,whiteboard, LCD/Infocus, photocopy

METODOLOGI
6-Pertemuan Pertama (dlm 3-4 minggu):
Per Pertemuan untuk Pemahaman prinsip/konsep/metode/tek nik 90 menit, Diskusi & Perumusan 105 menit dan rehat 15 menit.
6-Pertemuan Kedua (dlm 6 bulan) :
Per Pertemuan untuk Evaluasi implementasi 60 menit, Presen tasi Tim & Konsultasi 135 menit dan rehat 15 menit.

KONTRIBUSI (khusus Jabodetabek)
6-Pertemuan Pertama Rp. 6.000.000,- / Tim
6-Pertemuan Kedua Rp. 4.500.000,- / Tim

Cara Pembayaran :
Setelah Pertemuan 1 Rp. 3.000.000,-
Setelah Pertemuan 6 Rp. 3.000.000,-
Setiap Setelah Pertemuan 9-12 Rp. 750.000,-

MATERI
PERTEMUAN PERTAMA
Sesi 1 - Bekerja dengan Pengukuran Kinerja
Sesi 2 - Perumusan Key Result Areas ORGANISASI
> Produk : Key Result Areas (KRA) ORGANISASI
PERTEMUAN KEDUA
Sesi 1 - Pola Hubungan Atasan-Bawahan
Sesi 2 - Diskusi peran & kontribusi TIM dlm KRA ORG.
> Produk : Key Result Areas (KRA) TIM
PERTEMUAN KETIGA
Sesi 1 - Aturan/Etika dlm Pengendalian Mutu Kinerja
Sesi 2 - Diskusi peran & kontribusi (lanjutan)
> Produk : Tugas-tugas Pokok TIM (Tabel IK
(Indikator Kinerja)
PERTEMUAN KEEMPAT
Sesi 1 - QCD(SE)M, Lima Aspek Mutu
Sesi 2 - Perumusan Sasaran Kerja TIM
> Produk : Sasaran Kerja TIM
PERTEMUAN KELIMA
Sesi 1 - Kerjasama, Partisipasi & Pelayanan
Sesi 2 – Mengisi format Perkembangan Kinerja
> Produk : Tabel Perkembangan Kinerja Tim
PERTEMUAN KEENAM
Sesi 1 - Pengendalian Kinerja TIM dalam Proses
Implementasi
Sesi 2 – Problem Solving Kinerja Bermasalah
> Produk : Makalah Quality Improvement Team
(QIT)
PERTEMUAN KETUJUH sd KEDUABELAS (/bln)
Sesi 1 - Evaluasi Hasil Pemantauan Kinerja
Sesi 2 - Presentasi Tim & Konsultasi
> Produk : Hasil Kinerja yg terpantau dan terukur

DISKON KHUSUS S/D 30% UNTUK 21 PESERTA DARI
4-TIM YANG SATU RUMPUN ORGANISASI.

KONSULTAN :
Ir. Wahyu S Hadiwardoyo, MM, MBA
Phone: 021 3306 7652 ; 021 7072 9397 ;
SMS : 0852 8495 7652 ; 0817 772217
eMail: wahyusha@yahoo.com; wahyusha@hotmail.com

TOPIK 1 : 7 GAYA HIDUP GOMBAL

PERANAN QCC DALAM GLOBALISASI
MELAWAN PENYAKIT GAYA HIDUP
oleh : Ir. Wahyu S Hadiwardoyo , MM, MBA


Quality Control Circle (QCC), biasanya diterjemahkan dengan nama Gugus Kendali Mutu (GKM), adalah merupakan sebuah kelompok pengendalian mutu pekerja spesialis dari seksi yang sama, beranggotakan 3 s/d 7 orang dari suatu organisasi/ peru sahaan dengan tujuan melakukan peningkatan mutu secara te rus menerus .

QCC banyak diterapkan dalam berbagai bidang usaha, mulai dari perusahaan manufaktur dan selanjutnya berkembang ke bidang usaha jasa, dan dari bidang produksi berkembang ke bidang penunjang .

Apa peranan QCC dalam menghadapi globalisasi ?

Kita tahu bahwa QCC adalah ibarat “wong cilik” dan global adalah sesuatu yang bisa diterjemahkan sebagai besar, luas, umum . Tidakkah ini merupakan sebuah impian belaka ketika tumpuan harapan yang besar hanya dipikulkan kepada para wong cilik ? Untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan dia tas, marilah kita coba “kupas tuntas” sehingga kita ketahui apa yang bisa diandalkan dari wong cilik QCC tersebut.

GLOBALISASI
Sejenak kita bicarakan apa sebenarnya globalisasi itu ? Secara pemahaman orang awam yang bukan profesor , saya dapat mengatakan bahwa globalisasi adalah: Dunia tanpa batas; Teknologi alam gaib; Warga negara sebagai manusia dunia yang memiliki hak-haknya; Penguasa global adalah Tunggal .


INDONESIA
Di bagian yang namanya Global, ada Indonesia . Apa yang an da ketahui tentang Indonesia ? Falsafahnya , masih ingat ? Cita-citanya ? Visi dan Misinya ? Presidennya ? DPRnya ?

Indonesia saat ini membutuhkan perubahan, untuk menghin dari roda perubahan jaman yang segera menggilas habis negeri ini. Perubahan-perubahan yang perlu segera ditangani adalah berbagai penyakit sikap mental dan perilaku yang sudah ber kembang biak di negeri ini. Penyakit bangsa yang sudah mele kat sebagai gaya hidup yang kini nyata-nyata menyengsarakan

Coba kita perhatikan gaya hidup berikut ini sebagai pola perila ku sebagian masyarakat kita yang saya sebut sebagai “TUJUH GAYA HIDUP GOMBAL ” , yaitu: GAYA HIDUP NYAMAN; GAYA HIDUP INSTAN; GAYA HIDUP MURAHAN; GAYA HIDUP SPONTAN; GAYA HIDUP MAPAN; GAYA HIDUP SOWAN & SUNGKAN; dan GAYA HIDUP LUPA INGATAN.

GAYA HIDUP NYAMAN
Gaya hidup yang “mau enak ogah kerja” anak muda di tahun tujuh puluhan menyingkatnya MEOK. Ini adalah gaya hidup yang konsumtif, tidak produktif, membeli sesuatu hanya untuk memenuhi hasrat keinginan bukan berpikir tentang produktivi tas yang menghasilkan nilai tambah. Jual beli proyek dengan selisih prosentase untuk sekedar menikmati hasil tanpa kerja keras, menjadi investor dengan “mark-up” yang gila-gilaan se kedar ingin menikmati hasil di awal proyek tanpa memperha tikan beban produksi tinggi yang menekan konsumen. Gaji dan fasilitas, serta uang sidang yang berlimpah dan sulit menghabis kannya sehingga tidak dapat hadir di setiap persidangan. Gaya Hidup Nyaman . . . ternyata menjadi pilihan . . .

GAYA HIDUP INSTAN
Ada susu instan, mie instan , ternyata hidup pun perlu instan . Gaya Hidup Instan terjadi karena seseorang tidak percaya lagi dengan proses. Semua menuntut hasil. Keberhasilan seseorang hanya dilihat dari berapa buah rumahnya, berapa buah mobil nya, termasuk berapa “buah” istrinya . Sebuah investasi tidak cukup dalam waktu 5 tahun, karena hasil investasi akan dinik mati dalam jangka panjang. Jadi tanpa Gaya Hidup Instan para pejabat publik tidak akan mampu meningkatkan kehidupannya secara fantastis dalam jangka waktu 5 tahun. Oleh karenanya Gaya Hidup Instan akan mendorong pejabat tak terpuji untuk menghalalkan segala macam cara, tidak perlu menggunakan proses yang merepotkan, semua sim salabim adakadabra ..... dan ternyata tidak hanya pejabat di tingkat atas, pada tingkat yang paling bawah pun Gaya Hidup Instan . . . . ternyata menjadi pilihan . . . .

GAYA HIDUP MURAHAN
Mari kita jalan-jalan ke Mall, bilamana anda berkeinginan mem beli sesuatu, kira-kira apa yang paling utama dicari ? Semua akan mengatakan cari harga yang paling murah. Kemampuan bangsa kita memang belum sampai pada mutu, tetapi baru sampai pada kriteria murah. Sebagai pembeli kriteria utama anda dalam membeli adalah harga yang murah. Semua orang di negeri ini mencari yang murah, sehingga seorang yang sudah berpendidikan tinggi , professional terlalu amat sangat sulit untuk menawarkan jasa yang tinggi, karena tinggi identik de ngan mahal. Demo masyarakat selalu menggaungkan “turun kan harga” . Padahal harga jual yang tidak bisa tumbuh sama dengan ketidakmampuan majikan menaikkan gaji buruhnya. Slogan turunkan harga harus diganti dengan “naikkan panda patan” . Di Jepang sana nasi goreng dengan telor mata sapi hanya 1000 yen (1987) alias kira2 waktu itu sama dengan Rp.72.000,- setara dengan sepiring nasi goreng di Indonesia kala itu Rp. 750,- Mereka tidak harus demo turunkan harga, karena majikannya mampu menjual produknya dengan harga tinggi, dan mereka menjalani Gaya Hidup TIDAK Murahan . . .

GAYA HIDUP SPONTAN
Saat ini bangsa kita sedang belajar bicara, karena berpuluh ta hun yang lalu bicara itu dibatasi alias tidak bebas. Kebebasan menghasilkan kebablasan, bicara yang bebas kurang memper hatikan sistematika pembicaraan. Orang sangat berani berbica ra, tanpa memperhatikan pandangan dan akal normal. Ada isti lah gengsi di belakang argumentasi, sudah salah ngotot pula. Gaya Hidup Spontan dicerminkan pula oleh orang-orang yang lemah dalam perencanaan kata orang Sunda ”kumaha engke” , ketika di suatu tempat ada orang teriak : ”maling !” maka se mua akan mencari siapa yang lari paling depan, tangkap sege ra, pukuli dan hakimi . Spontan bersifat segera yang seringkali tidak memberi kesempatan berpikir jernih. Perencanaan ma tang yang didukung pemikiran yang jernih akan menghasilkan keputusan yang tepat. Gaya Hidup Spontan tidak mengenal kata-kata : ”begitu aja kok repot”; ”emang gue pikirin” . . . . Lahh. . ya memang buktinya repot dan juga harus dipikirin . ..

GAYA HIDUP MAPAN
Gerakan perubahan akan berhadapan dengan pertahanan ke mapanan. Kemapanan adalah standar keberhasilan saat ini yang sedang dinikmati. Perubahan belum tentu menjanjikan kemapanan pada standar yang lebih tinggi. Itu pendapat orang yang berpihak pada status quo. Padahal, tanpa melakukan perubahan, kemapanan akan menahan kita pada keterbela kangan. Grafik Life cycle menggambarkan bahwa segala sesuatu di muka bumi ini bermula dari tiada, ada, tumbuh, dewasa, berkarya, purna karya dan tiada, hampir dikatakan hidup tidak lepas dari segala perubahan. Gaya Hidup Mapan berorientasi pada kenikmatan sendiri bukan kenyamanan bersama .

GAYA HIDUP SOWAN & SUNGKAN
Ada yang mengatakan bahwa undang-undang tentang BOSS terdiri dari 2 Pasal saja. Pasal 1 mengatakan bahwa Boss itu selalu benar. Sedangkan Pasal 2 mengatakan bahwa Bila Boss salah, maka lihat pasal 1. Undang-undang ini yang de facto ada tetapi de jure mungkin belum dibuat sangat mengilhami gaya hidup sowan & sungkan. Apapun bapak sudah mengatakan demikian, jadi kita hanya menjalankan perintah atasan saja. Jangan hanya dengan sms, kita harus datang salaman dan setor muka itu perlu. Bapak itu nggak suka kalau dikritik . . . (kecuali dikelitik) . . . Jangan usul, bapak sudah mengerti sendiri. Jangan cuma datang kalau ada perlunya saja. Kamu ti dak bisa mandiri tanpa bantuan bapak. Jelek-jelek begini ba pak itu dulu . . . . . . heehhh . . . cape deh . . .

GAYA HIDUP LUPA INGATAN
Sebentar dia berbicara, kemudian lupa apa yang baru disampai kan. Sebentar dia tarok kacamata di meja, lalu segera pula dia lupa dimana kacamata yang dia pasang di atas rambutnya. Sungguh-sungguh bersumpah ketika pelantikan, selanjutnya yang diingat semata-mata jabatan. Berjanji pada pemilih ber bakti pada pembayar. Ini adalah Gaya Hidup Lupa Ingatan. Tak ada ketentuan standardisasi dalam kehidupannya. Perlakuan standar ganda hanya menyenangkan seseorang, tidak bagi orang yang lain. Tak ada aturan bagi dirinya, karena semua da pat diatur. Tak perlu standar untuk segala hal, semuanya be bas, bebas berimprovisasi bagaikan seorang pemain jazz. . bebas . . . . sebebas ingatannya . . . .

PERAN PARA PRAKTISI MUTU
Keberhasilan penerapan konsep pengendalian mutu terpadu (TQM) dalam pekerjaan di berbagai perusahaan, telah menun jukan berbagai kemanfaatannya . Upaya para Praktisi Mutu da lam membina dan mengembangkan bentuk-bentuk kegiatan mutu meningkat dan semakin semarak. Budaya-budaya mutu banyak yang berhasil ditancapkan . Perusahaan/ organisasi ba nyak yang tumbuh dan berkembang, banyak karyawan yang menemukan jatidirinya kembali, dan ini semua terjadi baru di lingkungan kecil dari wilayah negara kita yang luas ini , yaitu di Perusahaan.

Lalu, apa yang terjadi ketika kita keluar dari komunitas yang sudah berbudaya mutu tadi ? Banyak kemungkinan yang terja di, antara lain ANDA TAHAN, TIDAK TAHAN atau MANA TAHAN .

Sosialisasi budaya mutu di kalangan masyarakat Indonesia pa da akhirnya menjadi kebutuhan yang sangat mendesak , saya mengundang para Praktisi Mutu di Indonesia untuk turut serta memerangi TUJUH GAYA HIDUP GOMBAL diatas dengan mela kukan :

Pemahaman dan implementasi aktifitas mutu yang berawal dari diri sendiri ,

Membina dan menggerakkan kelompok-kelompok kecil agar dalam aktifitasnya merupakan kegiatan yang bersifat improvement dan innovation .

Menghimpun dan mensinerjikan kinerja kelompok-kelompok sehingga menjadi kekuatan, dan berhasil menjadi cermin buda ya bangsa yang diinginkan .

Mempengaruhi dan menggerakkan kekuatan yang lebih luas, memasyarakat sehingga mampu menciptakan budaya bangsa yang bermutu .

Langkah-langkah diatas merupakan perwujudan dari Gerakan Peningkatan Mutu Kehidupan Berbangsa .

PERAN QUALITY CONTROL CIRCLE
Peran Fasilitator dalam menggerakkan Gugus Kendali Mutu ti dak lain sebagai upaya pembinaan bagi para anggota gugus sehingga mereka memiliki paradigma baru tentang gaya hidup yang bermutu , tidak sekedar mengajari tentang metode peme cahan masalah dan teknik kendali mutu saja , tidak sekedar menyusun makalah dan presentasi saja , tidak sekedar menge jar untuk menjadi juara konvensi saja , tidak cuma itu . Membi na Gugus Kendali Mutu harus menekankan pada pembinaan sumberdaya manusia seutuhnya. Pembinaan “basic mentality” menjadi urusan yang paling penting, sehingga melalui Gugus Kendali Mutu kita siap mewujudkan ”Peningkatan Mutu Kehi dupan Berbangsa” dengan memerangi TUJUH GAYA HIDUP GOMBAL .Apakah melalui QCC/TQM kita dapat menjawab tantangan masalah yang ditimbulkan oleh tujuh gaya hidup tersebut ? Coba perhatikan berikut ini :

QCC/TQM selalu bicara tentang efisiensi, efektivitas dan pro duktivitas ini jelas mampu mengikis GAYA HIDUP NYAMAN yang sangat konsumtif .

QCC/TQM selalu berbicara proses dan hasil, berbeda dengan GAYA HIDUP INSTAN yang cenderung ingin cepat menik mati hasil

QCC/TQM selalu berorientasi pada mutu, bukan pada segala sesuatu yang murah, tidak seperti GAYA HIDUP MURAHAN.

QCC/TQM selalu berpikir analitis, sistematis sejalan siklus ma najemen PDCA/SDCA yang digunakan agar tidak ber-GAYA HIDUP SPONTAN

QCC/TQM selalu mencari bagaimana seharusnya, bukan biasa nya, perubahan untuk improvement dan innovation dilakukan terus-menerus tidak seperti konsep GAYA HIDUP MAPAN yang pro status quo

QCC/TQM dengan penjabaran kebijakan dan kegiatan yang bersifat top-down, maka sifat manajemen partisipatif yang disandang TQM membuka jalur bottom-up sehingga mampu mengikis GAYA HIDUP SOWAN & SUNGKAN.

QCC/TQM selalu bersifat komitmen dan konsisten dalam me laksanakan sesuatu karena STANDARDISASI menjadi tumpuan tercapainya JAMINAN MUTU , Standardisasi akan membentuk watak pelaksana untuk selalu hidup berpatokan dan mampu mengikis GAYA HIDUP LUPA INGATAN .

Melihat hal-hal diatas , maka penerapan QCC/ TQM yang seutuhnya sangat membantu dalam mewujudkan “NATION & CHARACTER BUILDING“ yang tempo dulu masih berbentuk slo gan . QCC/TQM akan menjadi bagian penting dalam mewujud kannya. Bagi sebuah bangsa yang ingin masuk ke kancah glo bal tak ada pilihan lain bagi kita, kecuali mengubah gaya hidup, sikap dan perilaku , pola pikir dan wawasan ke arah MUTU .

Mari kita bersatu padu menggerakkan roda-roda sistem yang ada di sekitar kita di mana pun dalam upaya bersama meng gulirkan GERAKAN PENINGKATAN MUTU KEHIDUPAN BERBANGSA .


Terima kasih dan Wassalam ,
Ir. Wahyu S Hadiwardoyo, MM, MBA

Disampaikan dalam Temu Fasilitator di Toyota Astra Motor Manufacturing
Indonesia, Jakarta, 10 Juni 2005

Disempurnakan , 26 Desember 2007

TOPIK KEYNOTE SPEECH

Untuk Implementasi CQII membutuhkan peran nyata para Pim pinan dalam bentuk CIS (Commitment, Involvement, Support). Secara bottom-up para Kepala Sub Seksi/Kepala Urusan atau bisa disebut sebagai Para Pimpinan Bawah yang berperan sebagai Fasilitator mendorong dan memotivasi para karyawan pada lini paling bawah melakukan kegiatan maintenance, improvement dan innovation. Sementara secara top-down Direksi dan para deputi dibantu para GM/Manajer menetapkan kebijakan-kebijakan mutu yang mendukung terlaksananya kegiatan peningkatan mutu Quality Control Circle QCC/GKM dan juga kegiatan peningkatan mutu pada tingkat Pimpinan Bawah hingga Pimpinan Atas yang melaksanakan Quality Control Project QCP/PKM atau Quality Improvement Team QIT/TPM .
.
Berbagai dukungan diperlukan dalam upaya memfasilitasi, memberi motivasi, mengarahkan dan menjabarkan kebijakan-kebijakan sehingga menjadi langkah-langkah kegiatan yang nyata dan terukur hasilnya. Keberhasilan yang nyata dari imple mentasi TQM adalah terjadinya pertumbuhan kinerja dan dica painya standardisasi. Di samping itu dari aspek pengembangan sumberdaya manusia ada hasil tak berwujud yang bernilai sangat fantastis, yaitu dimilikinya kemampuan dalam mencipta kan budaya kerja/organisasi yang spesifik.
.
Untuk memacu semangat dalam implementasi diperlukan moti vator-motivator yang membuka wacana dalam melihat kinerja yang belum optimal terhadap potensi besar yang ada sebagai peluang. Sehingga diperlukan pada kesempatan-kesempatan khusus ditengah-tengah komunitas praktisi TQM di tempat anda, dihadirkan seorang KEYNOTE SPEAKER yang berbicara secara khusus tentang implementasi TQM secara nyata dan faktual .
.
Alternatif Topik-topik yang disampaikan oleh Speaker/Pembica ra : Ir. Wahyu S Hadiwardoyo, MM, MBA , dapat dipilih :
.
o Penerapan TQM, Membangun Budaya Kerja
o Implementasi TQM Setiap Lini, Adalah QCC/QCP/QIT
o Basic Mentality, Sebagai Landasan Implementasi TQM
o Upaya Meningkatkan Produktivitas Karyawan melalui TQM
o Implementasi TQM Membangun Mekanisme Kerja Harmonis
o Seven Basic Tools, Sebagai Teknik Dasar Implementasi TQM
o Metode 8 Langkah dalam TQM, Membentuk Pola Pikir nalisis
o Implementasi TQM Mampu Mengkikis 7 Budaya Gombal Bangsa
o Sistem Manajemen dalam TQM, Struktural dan Cross unctional
o Implementasi TQM, Meningkatkan Kemampuan Manaj. Waktu
o Metode 8 Langkah dlm TQM,Siklus Manaj. Bersistematika Leng kap
o Kekuatan PLAN/PDCA, adalah Probl. Solving & Dec. Making yang Tajam
o Membangun Kuasa dalam TQM, Untuk Meningkatkan Kepemim pinan
o Makalah dan Presentasi Implementasi TQM, Alat Perekam Ki nerja
o Indikator Kinerja Dalam TQM, Mengkristalkan Pencapaian Hasil
o Implementasi TQM, Untuk Peningkatan Kepuasan Pelanggan
o Membangun Motivasi Dalam Implementasi TQM
o Implementasi TQM, Membangun Percaya Diri, Mencerdaskan Karyawan
o Implementasi TQM, Mengubah Pengawasan Menjadi Pengen dalian Diri
o Implementasi TQM, Menghidupkan Ruh dan Membangun Karak ter Bangsa
.
Durasi setiap Topik 90 menit dengan biaya Rp. 10.000.000,- (netto), peserta dengan jumlah tak terbatas, efektif maks. 100 orang .
.
Keterangan lebih lanjut :
Phone : 021 3306 7652 ; 021 7072 9397 ;
SMS : 0852 8495 7652 ; 0817 772217

BIAYA PESERTA

BESAR BIAYA PESERTA
SILAHKAN HUBUNGI LANGSUNG
O817.772217 ATAU 021.70729397
.
Jumlah peserta s/d 5 org , biaya 100%
Jumlah peserta 6-10 org , biaya 95%
Jumlah peserta 11-15 org , biaya 90%
Jumlah peserta 16-20 org , biaya 85%
Jumlah peserta 21-25 org , biaya 80%
Jumlah peserta 26-30 org , biaya 75%
.
Biaya WEKEND WORKSHOP , 80% Biaya DAILY WORKSHOP
Biaya peserta per hari per orang = Rp. 500.000,- (8jp)
Biaya peserta per setengah hari per orang = Rp. 300.000,- (4jp)
.
untuk luar JABODETABEK ditambah biaya-biaya :
transportasi, akomodasi (bila lebih dari 1 hari) dan konsumsi
1 org Instruktur

SEBAGAI BROADCASTER

PERJALANAN KARIR
SEBAGAI BROADCASTER


Tahun 1972-1983 PT Radio Elshinta AM 1368 Khz Jakarta

Meniti karir sebagai “orang radio” sejak tahun 1972, diawali sebagai Penyiar part-timer dengan tugas siaran pada jam 01.00-04.00 wib seminggu sekali. Turut serta dalam kapal Elshinta pada saat itu yang sedang mengalami pasang surut bisnisnya, mulai dari Jalan Besuki Menteng sampai ke Gedung Arthaloka, termasuk adanya pergantian kepemilikan saat itu, saya turut terlibat di dalamnya. Sebagai Program Manager pada tahun 1978 ikut membenahi kondisi Radio Elshinta yang secara bisnis berada pada titik “nadir” untuk bangkit kembali melalui rasionalisasi jumlah penyiar yang berjumlah 85 orang untuk disusutkan menjadi 7 orang penyiar inti di tambah 5 penyiar part-timer . Pembenahan program diperbaiki dengan menata kembali siaran musik dan kata sehingga mampu menyerap pendengar baru . Konsep pembaharuan kami saat itu adalah “kami selalu beda” . Alhasil pada era 1979-1984 Radio Elshinta mampu bangkit memasuki masa kejayaannya yang kedua, sebelum pada saat ini Radio Elshinta berada pada masa kejayaannya yang ketiga . Acara unggulan yang dibawakan adalah tangga lagu-lagu ELSHINTA 13 .

Tahun 1983-1987 Radio Ramako FM 106,15 Mhz Jakarta

Pada tahun 1983 saya pindah ke Radio Ramako. Pada saat itu sedang terjadi perubahan kepemilikan . Tugas saya bersama tim adalah mengangkat Radio Ramako yang sebelumnya berpola siaran “dangdut” diubah menjadi radio dengan segmen pendengar kelas menengah atas dan atas seperti yang terus dipertahankan hingga saat ini. Saya terlibat dalam pengembangan jaringan Ramako group dengan bergabungnya Radio Mustang ; Radio Aristiara/KIS ; dan Radio Ramako Batam . Posisi awal ketika bergabung adalah sebagai Program Manager , dan saat terakhir mengundurkan diri sebagai Station Manager Ramako FM Jakarta . Acara unggulan yang dibawakan adalah tangga lagu-lagu STARS ON 25 .

Tahun 1987-1989 PT Radio Monalisa AM 1602 Khz Jakarta

Pada tahun 1987 saya menghimpun para praktisi radio siaran untuk bekerja sama operasi dalam pengelolaan Radio Monalisa . Kontrak kerjasama disepakati untuk masa 10 tahun , dimana para praktisi berhimpun dalam sebuah perusahaan konsultan yang saya bangun untuk keperluan ini . Kerjasama berakhir ketika baru berjalan 1,5 tahun karena penandatangan dari pihak Radio Monalisa meninggal dunia dan ahli waris tidak bersedia melanjutkan KSO. Posisi saya sebagai Konsultan dan Pemegang Kerjasama Operasi (KSO)

Tahun 1992-1994 PT Radio Suara Irama Indah FM 101,25 Jakarta

Investor dan Para Pemegang Saham meminta saya untuk membuat rencana penyelamatan kondisi Radio Suara Irama Indah yang sedang terpuruk pada saat itu. Proposal saya dipilih dari beberapa proposal yang mereka terima , dan kontrak kerja ditandatangani antara saya dengan Komisaris Utama dan Direktur Utama dengan persetujuan Investor. Posisi saya sebagai Direktur Eksekutif yang bertanggung jawab penuh dalam pengelolaan . Upaya mengangkat kembali Suara Irama Indah mengalami kendala yang disebabkan oleh :
Ø Para Pemilik terlambat dalam memahami perlunya perubahan paradigma baru , untuk meninggalkan cara-cara seperti dalam mencapai kejayaan masa lampau .
Ø Komitmen Investor berhenti di tengah jalan karena beratnya dukungan finansial yang harus disediakan .
Ø Citra radio SII sendiri sudah sangat rendah di mata para pemasang iklan .
Ø Empat alternatif solusi yang saya berikan kepada Para Pemegang Saham , berakhir tanpa satupun keputusan yang diambil oleh mereka .
Setelah saya mengundurkan diri bersamaan dengan mundurnya Investor, setahun kemudian para pemegang saham sebagaimana yang saya pantau, melakukan upaya yang sesuai dengan salah satu alternatif solusi diatas . Namun situasi; kondisi dan perjalanan waktu sudah banyak berubah , Suara Irama Indah tergilas oleh perubahan jaman karena dia terlambat berubah . Suara Irama Indah sebagai radio FM pertama di Indonesia hanya tinggal dalam catatan sejarah saja , sudah berubah nama dan berubah bentuk .

Tahun 1994-1995 PT Rapih Mandiri (Network)
Radio Adhika Swara - Tangerang
Radio Paramuda – Bandung
Radio Purnayudha – Bekasi
PT Rapih Mandiri adalah Divisi Komunikasi dari sebuah Korporasi yang memiliki bisnis beragam diantaranya jenis consumer product. Dipimpin oleh seorang Direktur dan saya diposisikan sebagai Deputi Direktur yang bertugas membantu Direktur dalam mengelola Radio Network di 3 kota. Perusahaan hanya berumur satu tahun. Faktor penyebabnya adalah :
Ø Bisnis Radio Siaran hanya merupakan pendukung bisnis utama korporasi, pada hal bisnis radio siaran sudah menjadi bisnis yang padat modal, yang harus dikelola dengan sungguh-sungguh dan professional .
Ø Bisnis Radio Siaran pada frekuensi AM kurang kompetitif
Ø Bisnis utama korporasi sebagai alat pencetak laba mengalami penurunan drastis sehingga berbagai investasi usaha baru ditinjau kembali dan dilakukan divestasi.
Ø Divisi Komunikasi/PT Rapih Mandiri menjadi korban rasionalisasi .

Tahun 1999-2003 PT Radio Attahiriyah , MOSLEM FM 98,8 Jakarta

Pemilik usaha News Café melakukan kerjasama operasi dengan Pemilik Radio Attahiriyah untuk itu saya dilibatkan sebagai mitra konsultan dengan posisi sebagai Management Support yang tugasnya bertanggung jawab kepada kedua belah pihak . Pada saat pertengahan KSO yang berlangsung selama 5 tahun , posisi saya dilibatkan secara operasional penuh sebagai General Manager . Sebelum masa KSO berakhir Pihak Pemilik menyatakan untuk mengakhiri KSO .

Tahun 2001 PT Ada Sarana , MIX 97 FM , RRI PRO 2 Surabaya

Saya dilibatkan sebagai Management Support dari PT Ada Sarana untuk membantu set-up management KSO dengan RRI Surabaya . Tugas hanya berlangsung selama setahun karena PT Ada Sarana tidak melanjutkan KSOnya .

KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI)

Tanggal 4 Des 2003 Termasuk salah satu dari 27 Orang Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) usulan Pemerintah , yang di “ fit and proper test “ oleh Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat RI di Gedung MPR Jakarta . Bersama 9 orang calon lainnya didiskualifikasi karena atas nama Radio Siaran dan Televisi Swasta. Padahal pada saat itu saya sudah tidak ada ikatan kerja lagi dengan pihak Radio Swasta manapun. Gagal terpilih sebagai anggota KPI .


Tahun 2005-2010 LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK
RADIO REPUBLIK INDONESIA

Tanggal 25 Mei 2005 Termasuk salah satu dari 15 Orang Calon Anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik RRI usulan Pemerintah , yang di “ fit and proper test “ oleh Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat RI di Gedung MPR Jakarta .

Tanggal 26 Mei 2005 Terpilih sebagai salah satu dari 5 anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik RRI , oleh Komisi I DPR RI .

Tanggal 14 Juni 2005 Pengesahan keputusan Komisi I DPR RI oleh Sidang Paripurna DPR RI tentang anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik RRI .

Tanggal 11 Juli 2005 Pengangkatan sebagai Anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik RRI masa kerja 2005-2010 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 120/M Tahun 2005 .

Tanggal 29 Juli 2005 Pengucapan sumpah jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik RRI masa kerja 2005-2010, di Gedung RRI Jl. Merdeka Barat 4-5 Jakarta .

-oOo-

BIODATA KONSULTAN

Lahir di Pandeglang, 18 Mei 1952, Islam, Laki-laki, Menikah (K/4), Berdomisili di Vila Pamulang, Sektor 4, Blok CF 3/17, Pamulang 15416, Tangerang, Banten, Indonesia. Hotline : 0817.772217; (021)7072.9397; telp/fax (021)7422787; E-mail : wahyusha@hotmail.com; wahyusha@yahoo.com; wahyusha @gmail.com . Pendidikan Perguruan Tinggi yang pernah dilalui nya adalah Fakultas Teknik Universitas Indonesia , meraih gelar Sarjana Teknik Mesin pada tahun 1981 , gelar Magister Mana jemen diraih tahun 1997 dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – IPWI di Jakarta dalam konsentrasi kajian Manajemen Sumber Daya Manusia . Selanjutnya pada tahun yang sama meraih Degree of Master Business Administration dari Jakarta Institute of Management Studies yang diakreditasi oleh World Associ ation Universities and Colleges, Amerika .
.
Berprofesi sebagai Konsultan dalam bidang Total Quality Ma nagement dan Human Resources Management . Menangani pelatihan dan konsultasi untuk implementasi Quality Control Circle (QCC)/Gugus Kendali Mutu (GKM); Quality Control Project (QCP)/Proyek Kendali Mutu (PKM) dan Quality Improvement Team (QIT)/Tim Peningkatan Mutu (TPM). QCC adalah kelompok pengendalian mutu pada tingkat karyawan sejenis/spesialis. QCP adalah kelompok pengendalian mutu lintas fungsi, QIT adalah kelompok pengendalian mutu hubungan atasan dan bawahan. Dalam bidang HRM menangani pelatihan dalam peningkatan kemampuan manajerial. Seperti kemampuan Problem Solving & Decision Making; Basic Mentality; Etos Kerja; Communication; Organization & Team Work; Leadership; 5R/5S; Time Management etc.
.
Untuk menyusun Indikator Kinerja Kelompok yang mengarah kepada tujuan keberhasilan organisasi induk, dapat dilaksa nakan melalui pelatihan dalam bentuk MINI WORK SHOP. Membangun Tim yang Fokus dan Berkinerja Tinggi . Anda akan memiliki Team Works yang berkinerja handal .
.
PENGALAMAN KERJA :
BIDANG TEKNIK & MANAJEMEN
1. 1982-1984 PT Asian Appraisal Indonesia - M/E Div. Manager
2. 1984-1987 PT Meisei Sarana Indonesia - Proj. Dir. / Dir. Teknik
3. 1986-1987 PT Indodharma Harapan Hutama Int. - Dir. Teknik
4. 1986-2004 PT Derap Citra Gemilang - Dir. Utama / Share holder
5. 1987-1990 PT Sarana Mandiri Indonesia - Dir. Teknik
6. 1991-1992 Yayasan Manajemen Mutu Indonesia - Instr./Konsultan
7. 1991-1992 PT Wahana Kendali Mutu - Instr./Konsultan
>>>>>>1996- kini PT Wahana Kendali Mutu - Tenaga Ahli/Share Holder
8. 1997-1998 Jakarta Trade Point (GTPN/UNCTAD) - Vice President

BIDANG RADIO BROADCASTING :
1. 1972-1983 PT Radio Elshinta AM 1368 Khz Jakarta - Program Manager
2. 1983-1987 PT Radio Ramako FM 106,15 Mhz Jkt - Station Manager
3. 1987-1990 PT Derap Swara Gemilang - Direktur Utama
4. 1987-1989 PT Radio Monalisa Jakarta - Konsultan / Mitra Usaha
5. 1992-1994 PT Radio Suara Irama Indah FM 101,25 Jkt - Dir. Eksekutif
6. 1994-1995 PT Rapih Mandiri (Network) - Deputi Dir. Komunikasi
>>>>>>Radio Adhika Swara - Tangerang
>>>>>>Radio Paramuda – Bandung
>>>>>>Radio Purnayudha – Bekasi
7. 1999-2003 PT Radio Attahiriyah, MOSLEM FM98,8 Jkt-Mgt Support/GM
8. 2001 PT Ada Sarana , MIX 97 FM , RRI PRO 2 Surabaya-Mgt Support
9. 2005-2010 LPP Radio Rep. Indonesia - Anggota Dewan Pengawas